Minggu, 31 Maret 2013

MAKALAH ILMU JIWA BELAJAR



TUGAS MAKALAH

ILMU JIWA BELAJAR

“GEJALA KEJIWAAN MANUSIA”


DOSEN PEMBIMBING :

Bpk. Ali Priono R., S.Ag, M.Pd.I

PENYUSUN KELOMPOK II

1.      Fatchul Anwar

2.      Iftahurrohmah

3.      Siti Laili M





SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BAHRUL ‘ULUM

TAMBAKBERAS JOMBANG





KATA PENGANTAR





السلام عليكم ورحمة الله وبركاته



الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه, اما بعد

            Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan penulis keni’matan, yaitu berupa kesehatan jasmani ataupun rohani sehingga dalam waktu yang ditentukan penulis telah menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Bapak Bpk. Ali Priono R., S.Ag, M.Pd.I. yaitu tugas Ilmu Jiwa Belajar, dimana isi daripada tugas penulis adalah menjelaskan tentang gejala jiwa manusia. Dan tak lupa terima kasih penulis yang tak terhingga kepada Bpk. Ali Priono R., S.Ag, M.Pd.I atas apa yang telah beliau berikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Ilmu Jiwa Belajar ini dengan sebaik-baiknya.

            Demikian sepatah kata yang diberikan oleh penulis, untuk kurang lebihnya penulis mohon maklum atas kekurangan dari tugas ini.





والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته



                                                                                    Jombang, Maret 2013



Penulis            





DAFTAR ISI





KATA PENGANTAR.................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................ ii



BAB I............................................................................................................ 1

PENDAHULUAN........................................................................................ 1

A.    Latar Belakang...................................................................................... 1

B.     Rumusan Masalah.................................................................................... 1



BAB II........................................................................................................... 2

PEMBAHASAN........................................................................................... 2

A.    Sifat dan Hakikat Manusia...................................................................... 2

B.     Pembagian Gejala Jiwa............................................................................ 2

C.     Pengertian IQ, EQ, dan SQ..................................................................... 5

D.    Mengaplikasikan Konsep IQ, EQ, dan SQ

Dalam Proses Pembelajaran..................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 7













BAB I

PENDAHULUAN

C.     Latar Belakang

Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaanya. Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia. Tugas mendidik hanya mungkin dilakukan dengan benar dan tepat tujuan, jika pendidikan memiliki ciri khas yang secara prinsipil berbeda dengan hewan.

Ciri khas manusia yang membedakanya dari hewan terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa yang disebut dengan hakekat menusia. Disebut sifat hakekat manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Pemahaman pendidikan terhadap sifat hakekat manusia akan membentuk peta tentang karakteristik manusia dalam bersikap, menyusun startegi, metode dan tekhnik serta memilih pendekatan dan orientasi dalam merancang dan melaksanakan komunikasi dalam interaksi edukatif.

Sebagai pendidik bangsa Indonesia, kita wajib memiliki kejelasan mengenai hakekat manusia Indonesia seutuhnya. Sehingga dapat dengan tepat menyusun rancangan dan pelaksaaan usaha kependidikannya. Selain itu, seorang pendidik juga harus mampu mengembangkan tiap dimensi hakikat manusia, sebagai pelaksanaan tugas kependidikanya menjadi lebih profesional.

D.    Rumusan Masalah

a.       Apa yang dimaksud dengan sifat hakikat manusia?

b.      Apa pengertian Kognisi, Konasi, dan Emosi?

c.       Apa pengertian IQ, EQ, dan SQ?

d.      Bagaimanakah cara mengaplikasikan konsep IQ, EQ, dan SQ dalam proses pembelajaran?















BAB II

PEMBAHASAN

E.     Sifat dan Hakikat Manusia

Menurut John Amos Comenius, manusia mempunyai tiga komponen jiwa yang menggerakkan aktifitas jiwa-raga. Tiga komponen jiwa tersebut meliputi: syaraf pertumbuhan, perasaan dan intelek. Oleh karena itu dikatakan, bahwa manusia mempunyai tiga sifat dasar. yaitu:

1)      Sifat biologis (tumbuh-tumbuhan): sifat ini telah membuat manusia tumbuh secara alami dengan prinsip-prinsip biologis dengan menggunakan lingkungannya.

2)      Sifat hewani; dengan adanya perasaan-perasaan hakiki, manusia mengalami desakan-desakan internal untuk mencari keseimbangan hidup. Melalui peralatan inderanya, manusia menjadi sadar dan menuruti keinginan-keinginan dan seleranya.

3)      Sifat intelektual; dengan sifat ini, manusia mampu menemukan benar atau salahnya sesuatu, dapat membedakan baik dan buruknya obyek, serta dapat mengarahkan keinginan dan emosinya.

Menurut ahli psikologi menyatakan bahwa hakekat manusia adalah rohani, jiwa atau psikhe. Jasmani dan nafsu merupakan alat atau bagian dari rohani. Sifat hakikat manusia adalah ciri-ciri karakteristik yang secara prinsipil membedakan manusia dari hewan, meskipun antara manusia dengan hewan banyak kemiripan terutama dilihat dari segi biologisnya.

Disebut sifat hakikat manusia karena secara haqiqi sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia dan tidak terdapat pada hewan. Karena manusia mempunyai hati yang halus dan dua pasukannya. Pertama, pasukan yang tampak yang meliputi tangan, kaki, mata dan seluruh anggota tubuh, yang mengabdi dan tunduk kepada perintah hati. Inilah yang disebut pengetahuan. Kedua, pasukan yang mempunyai dasar yang lebih halus seperti syaraf dan otak. Inilah yang disebut kemauan. Pengetahuan dan kemauan inilah yang membedakan antara manusia dengan binatang.



B.     Pembagian Gejala Jiwa

Seluruh peristiwa atau gejala jiwa itu dapat digolongkan menjadi tiga golongan gejala jiwa, yaitu:

1)      Gejala pengenalan atau kognisi

2)      Gejala kehendak atau konasi

3)      Gejala perasaan atau emosi

a.       Gejala Kognisi

Gejala kognisi dalam kamus bahasa Indonesia dapat dartikan pengamatan pemikiran, pencapaian pengetahuan tentang sesuatu. Gejala kognisi juga disebut gejala pengenalan yang dalam garis besarnya dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

1)      Di luar yang meliputi penginderaan dan pengamatan

2)      Di pusat yang meliputi tanggapan, ingatan, dan fantasi

·         Penginderaan merupakan penyaksian indera kita atas rangsang yang merupakan suatu kompleks (suatu kesatuan yang kabur, tidak jelas).

·         Pengamatan merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya perangsang. Agar dapat menyadari sesuatu, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :

a.       Adanya obyek yang diamati

b.      Alat indera atau reseptor yang cukup baik, yaitu merupakan alat indera untuk menerima stimulus

c.       Untuk menyadari atau untuk mengadakan pengamatan sesuatu diperlukan pula adanya perhatian

·         Tanggapan merupakan gambaran tentang sesuatu yang tinggal dalam ingatan setelah kita melakukan pengamatan atau setelah kita berfantasi.

·         Ingatan (memory) merupakan kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan.

·         Fantasi (khayalan, angan-angan, imajinasi) merupakan kekuatan jiwa untuk menciptkan tanggapan baru dalam jiwa kita dengan pertolongan tanggapan-tangapan yang telah kita miliki.

b.      Gejala Konasi

Gejala Konasi merupakan salah satu fungsi hidup kejiwaan manusia, dapat diartikan sebagai aktivitas psikis yang mengandung usaha aktif dan berhubungan dengan pelaksanaan suatu tujuan. Kemauan sendiri dibagi atas :

·         Dorongan

·         Keinginan

·         Hasrat

·         Kecenderungan

·         Hawanafsu

·         Kemauan

a.       Dorongan, ialah suatu kekuatan dari dalam yang mempunyai tujuan tertentudan berlangsung diluar kesadaran kita.

b.      Keinginan, ialah dorongan nafsu yang tertuju pada suatu benda tertentu atau yang kongkret.

c.       Hasrat, ialah suatu keinginan tertentu yang dapat diulang-ulang.

d.      Kecenderungan, ialah hasrat yang aktif menyuruh kita agar lekas bertindak.

e.       Hawa nafsu, ialah hasrat yang besar dan kuat yang dapat menguasai seluruh fungsi jiwa kita.

f.       Kemauan, ialah kekuatan yang sadar dan hidup dan atau menciptakan sesuatu yang berdasarkan persaan dan fikiran.

c.       Gejala Emosi

Gejala Emosi merupakan gejala afektif pada kejiwaan manusia yang dihayati secara subjektif, yang pada umumnya bersentuhan secara langsung dengan gejala pengenalan. Raeksi emosi merupakan gejala jiwa yang kompleks, yang mempunyai bentuk dan variasi bermacam-macam. Diantara reaksi emosional itu adalah :

·         Terkejut, ialah suatu reaksi yang terjadi dengan tiba-tiba karena adanya hal yang tidak tersangka sebelumnya.

·         Sedih, ialah kekosongan jiwa merasa kehilangan sesuatu yang dihargai.

·         Gembira, ialah rasa positif terhadap sesuatu yang dihadapai.

·         Takut, ialah perasaan lemah atau tidak berani menghadapi suatu keadaan.

·         Gelisah, ialah semacam takut, tetapi dalam taraf yang ringan.

·         Khawatir, ialah merasa tidak berdaya dan disertai perasaan terancam.

·         Marah, ialah reaksi terhadap suatu rintangan yang menyebabkan gagalnya suatu usaha.

·         Heran, ialah suatu reaksi terhadap suatu obyek yang belum pernah dialami.

·         Giris, ialah perasaan yang timbul pada seseorang apabila tidak terdapat lagi keseimbangan antara dirinya dan lingkungan. Dll.

C.     Pengertian IQ, EQ, dan SQ

Kecerdasan dapat dibagi dalam tiga macam kecerdasan , yang dapat kami jelaskan sebagai berikut :

a)      IQ (Intelligent Quotient )

IQ ( Intelligent Quotient) merupakan tingkat kecerdasan manusia yang ditinjau dari kecerdasan intelektual, berupa kemampuan intelektual, analisa, logika dan rasio. Ia merupakan kecerdasan untuk menerima, menyimpan dan mengolah infomasi menjadi fakta. Orang yang kecerdasan intelektualnya baik, baginya tidak ada informasi yang sulit, semuanya dapat disimpan dan diolah, pada waktu yang tepat dan pada saat dibutuhkan diolah dan diinformasikan kembali. Proses menerima , menyimpan, dan mengolah kembali informasi, (baik informasi yang didapat lewat pendengaran, penglihatan atau penciuman) biasa disebut "berfikir".

b)      EQ ( Emotional Quotient )

EQ ( Emotional Quotient) merupakan tingkat kecerdasan manusia yang ditinjau dari kecerdasan emosional, berupa kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi koneksi dan pengaruh yang manusiawi. Dapat dikatakan bahwa EQ adalah kemampuan mendengar suara hati sebagai sumber informasi. Untuk pemilik EQ yang baik, baginya infomasi tidak hanya didapat lewat panca indra semata, tetapi ada sumber yang lain, dari dalam dirinya sendiri yakni suara hati. Malahan sumber infomasi yang disebut terakhir akan menyaring dan memilah informasi yang didapat dari panca indra.

Substansi dari kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan dan memahami untuk kemudian disikapi secara manusiawi. Orang yang EQ-nya baik, dapat memahami perasaan orang lain, dapat membaca yang tersurat dan yang tersirat, dapat menangkap bahasa verbal dan non verbal. Semua pemahaman tersebut akan menuntunnya agar bersikap sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan lingkungannya, dapat dimengerti kenapa orang yang EQ-nya baik, sekaligus kehidupan sosialnya juga baik.

c)      SQ (Spiritual Quotient )

SQ ( Spiritual Quotient ) merupakan tingkat kecerdasan manusia yang ditinjau dari kecerdasan spiritual berupa kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value, yakni kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas. Kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibanding dengan yang lain. Dapat juga dikatakan bahwa kecerdasan spiritual merupakan kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah- langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah dalam upaya menggapai kualitas hanif dan ikhlas. SQ adalah suara hati Ilahiyah yang memotivasi seseorang untuk berbuat atau tidak berbuat .



D.    Mengaplikasikan Konsep IQ, EQ, dan SQ Dalam Proses Pembelajaran

Aplikasi konsep IQ, EQ, dan SQ dalam pembelajaran perlu diakui bahwa IQ, EQ dan SQ adalah perangkat yang bekerja dalam satu kesatuan sistem yang saling terkait (interconnected) di dalam diri kita, sehingga tak mungkin juga kita pisah-pisahkan fungsinya. Berhubungan dengan pembelajaran tetap membutuhkan otak dan keyakinan sama halnya dengan keyakinan yang tetap membutuhkan otak dan perasaan.

Dalam proses pembelajaran diperlukan sebuah pendekatan yang mampu memahami karakteristik peserta didik sehingga lingkungan sekolah benar-benar dapat memberi kesempatan bagi pengembangan potensi peserta didik agar mencapai titik maksimal. Upaya untuk mengintegrasikan ketiga potensi kecerdasan tersebut melalui proses pembelajaran tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan setiap peserta didik memiliki kekhasan masing-masing. Latar belakang ekonomi, lingkungan sosial, bakat, minat, pengetahuan serta motivasi antara satu murid dengan murid yang lain tidaklah selalu sama.

Oleh karena itu SQ merupakan landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. SQ diperlukan untuk memberikan makna spiritual terhadap pemikiran, perilaku dan kegiatan secara komprehensif. Dalam pembelajaran diperlukan juga kreatifitas dan inovasi dari pendidik agar proses pembelajaran tidak menjemukan yang tentu saja akan berpengaruh pada prestasi peserta didik tetapi menyenangkan (enjoyful learning) (EQ), bermakna (meaningful learning) (SQ), dan menantang atau problematis (problematical learning) (IQ). Dengan pembelajaran seperti ini diharapkan tercipta manusia-manusia pembelajar yang selalu tertantang untuk belajar (learning to do, learning to know) (IQ), learning to be (SQ), dan learning to live together (EQ), serta selalu memperbaiki kualitas diri-pribadi secara terus-menerus, hingga pada akhirnya dapat diperoleh aktualisasi diri yang sesungguhnya (real achievement).





DAFTAR PUSTAKA



Ahmadi, Abu – Umar. M. Edisi Revisi 2009. Psikologi Umum.Surabaya: PT Bina Ilmu



Ahmadi, Abu. Edisi Revisi 2009. Psikologi Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta



Marliany, Rosleny. 2010. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia














Tidak ada komentar:

Posting Komentar